LAPORAN KARYA WISATA
MENGENAL
OBJEK WISATA PULAU BALI
Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas karya
wisata
Di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Binangun
Tahun 2012/2013
DISUSUN OLEH :
Nama: NIS:
1. Dama PoBAa 9999
2. Unyil 9999
3. Usro 9999
4. Meylani 9999
5. Pak Ogah 9999
6. Pak Raden 9999
KELAS XI IPS 3
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 BINANGUN
TAHUN AJARAN 2012/2013
PENGESAHAN
Karya wisata yang
berjudul ‘’Mengenal Objek Wisata Pulau Bali’’ telah di uji dan di sahkan oleh
Kepala Sekolah beserta Guru pembimbing SMA N I Binangun sebagai syarat untuk
melengkapi tugas karya wisata di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Binangun
Tahun pelajaran 2011/2012. Pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : SMA Negeri 1 BiNANGUN
Mengetahui,
Kepala
SMA N 1 Binangun Guru Pembimbing
............................. .....................................
NIP. NIP.-
PERSEMBAHAN
Penyusunan laporan yang berjudul
‘’Mengenal Objek Wisata Pulau Bali’’ penulis mempersembahkan kepada Yth :
1. Bapak
Drs. Muryanto, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Binangun
2. Ibu
Dra.Warsiyem,selaku Guru Pembimbing
3. Ibu
Dra.Warsiyem, selaku wali kelas XI IPS 3
4. Bapak
Drs.Hernowo,Ibu Dra.Warsiyem,Ibu Laela chudus L,S.Pd selaku guru bahasa
indonesia SMA Negeri 1 Binangun
5. Bapak
dan Ibu guru serta staf Tata Usaha (TU) di SMA N 1 Binangun
6. Ayah
dan Ibu tercinta
7. Teman-teman
seperjuangan khususnya di SMA N 1 Binangun
8. Teman-teman dan Adik-adik kelas X dan XI di SMA N 1 Binangun
MOTTO
- Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini )
- Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)
- Hanya kebodohan meremehkan pendidikan. ( P.Syrus )
- Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan. (Herodotus )
- Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak Tau. ( Loo Tse )
- Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah ( Lessing )
- Kesopanan adalah pengaman yang baik bagi keburukan lainnya. (Cherterfield)
- Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.
- Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri.
- Hadir terlambat memang lebih baik dari pada tidak hadir sama sekali tetapi bila berkali-kali adalah suatu kecerobohan.
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Alloh Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan karya wisata
kami yang berjudul ‘’Mengenal Objek Wisata Pulau Bali”,guna melengkapi tugas
studitur di SMA N 1 Binangun Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kami
menyadari bahwa keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan,saran dan bimbingan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepala
Sekolah Bapak ...............
2. Wali
kelas ....................... yang juga sekaligus sebagai guru pembimbing kami dalam
penulisan karya tulis kami dan sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
3. Bapak
D................,Ibu ..............,Ibu ..................... selaku guru bahasa
indonesia SMA Negeri 1 Binangun
4. Serta
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga karya
tulis ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Dalam
penyusunan karya wisata ini penyusun masih banyak kekurangan bahkan msih jauh
dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penyusunan karya wisata ini. Semoga karya wisata ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya
Binangun,
Tim Penyusun
Daftar Isi
Pengesahan
........................................................................................................................ i
Persembahan
...................................................................................................................... ii
Motto
................................................................................................................................. iii
Kata
Pengantar .................................................................................................................. iv
Daftar
Isi ............................................................................................................................ v
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan ................................................................................................. 2
D. Manfaat
Penelitian .............................................................................................. 2
E. Sistematika
Penulisan.......................................................................................... 3
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Asal
Mula Pulau Bali .......................................................................................... 4
B. Sistem
Kebudayaan Di Pulau Bali ...................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
A. Asal
Usul Tanah Lot ........................................................................................... 17
B. Wisata
Yang Ada Di Tanjung Benoa ................................................................. 19
C. Wisata
Belanjar Yang Ada Di Bali ..................................................................... 22
a. Pasar
Sokawati .............................................................................................. 22
b. Hawaii
........................................................................................................... 24
c. Jogger
............................................................................................................ 24
D. Asal
Usul Sangeh ................................................................................................ 27
E. Asal
Usul Pantai Kuta ........................................................................................ 30
F. Apa
Pengertian Tari Barong ............................................................................... 33
BAB IV PENUTUP
.......................................................................................................... 34
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................................... 35
LAMPIRAN
...................................................................................................................... 36
* SNORKELING, yaitu berenang sambil melihat pemandangan bawah laut. Syarat utamanya anda harus bisa berenang. Dengan menggunakan masker dan fin, anda akan melihat ikan2 hias serta terumbu karang yg ada sambil berenang.
* SCUBA DIVING, yaitu menyelam. Daripada snorkeling, lebih bagus diving sekalian. Anda akan diberikan perlengkapan diving komplit, mulai dari pakaian, tangki oksigen dll. Diving tidak harus bisa renang, lebih baik kalo anda tdk bisa renang, karena lebih gampang. Satu wisatawan akan ditemani oleh satu instruktur di bawah air, jadi tidak perlu khawatir. Sebelumnya, anda akan di-brief dulu ttg cara2 menyelam yg benar. Kedalaman bagi pemula berkisar antar 3 meter - 7 meter didalam air selama 40 menit. Sambil membawa roti utk makanan ikan, anda akan melihat indahnya pemandangan bawah laut yg dipenuhi oleh terumbu karang yg cantik dan ikan hias warni-warni.
* GLASS BOTTOM BOAT & PULAU PENYU, adalah wisata yg paling cocok jika anda mengajak anak anda yg masih kecil. Dengan menaiki perahu yg dibawahnya ada kaca bening, anda akan diajak berlayar melihat akuarium bawah laut yg terdapat di pantai Tanjung Benoa. Sambil melemparkan roti dari perahu, ikan2 akan naik dan mengejar makanan tsb. Jumlahnya ratusan ekor dan berwarna warni. Demikian juga dgn pemandangan karang laut yg elok. Setelah puas melihat hal tsb, perahu akan meluncur menuju Pulau Penyu utk melihat lokasi penangkaran penyu, binatang yg cukup langka keberadaannya. Disini anda akan melihat telur penyu yg dikeram, kemudian penyu yg masih kecil2, penyu remaja sampai dengan penyu dewasa yg sudah siap menjadi induk. Jenis penyu tidak hanya satu saja, tapi ada beberapa jenis. Disamping itu, dilokasi ini juga terdapat binatang lain spt burung, kelelawar, ular, dll yg sangat jinak, sehingga bisa anda pegang utk di foto. Permainan ini berlangsung sekitar 1 jam.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
dunia pendidikan di setiap sekolah pasti akan mengadakan kegiatan study
tour.tidak terkecuali di sekolah SMA N 1 BINANGUN yang kemarin baru saja
mengadakan study tour ke dua tempat dan salah satunya adalah pulau
bali.sedangkan kegiatan study tour ini hanya di laksanakan pada saat kelas XI
dan kegiatan ini di laksanakan setelah ulangan semester I.
Bali merupakan salah satu pulau yang terkenal di
indonesia,penampilan pulau yang indah dan menarik membuat pulau tersebut
dikunjungi oleh banyak wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan
asing.pulau yang sering di sebut pulau dewata ini ,memiliki banyak sekali objek
wisata yang terkenal baik dari wisata alamnya yang menakjubkan,bagi yang hobi
berbelanja juga dimanjakan dengan berbagai fasilitas pusat perbelanjaan yang
lengkap dan murah.
Bali memiliki budaya yang masih sangat terjaga kemurniannya,masyarakat
di sana masih mempertahankan kebudayaan asli mereka yang sudah ada sejak
dahulu,mayoritas masyarakat di bali menganut agama Hindu.
Karena keistimewaan pulau bali ,kami mengambil tema
tentang macam-macam wisata di pulau bali.karya tulis ini bertujuan untuk
memberikan berbagai pengetahuan tentang pulau bali untuk para pembaca.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
asal usul tanah lot?
2. Wisata
apa saja yang ada di tanjung benoa?
3. Wisata
belanja apa saja yang ada di bali?
4. Apa
asal usul pantai kuta?
5. Apa
pengertian tari barong?
C.
Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui asal usul tanah lot
2. Untuk
mengetahui berbagai hal yang ada di tanjung benoa
3. Untuk
mengetahui Wisata belanja apa saja yang ada di bali
4. Untuk
mengetahui Apa asal usul pantai kuta
5. Untuk
mengetahui pengertian tari barong
D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi
para siswa karya wisata ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran untuk
mempermudah pembuatan karya tulis dimasa mendatang.
2. Bagi
pembaca karya wisata ini dapat memberikan informasi tentang berbagai obyek
wisata dan kebudayaan dipulau bali.
3. Bagi
penulis karya wisata ini dapat menjadi pembelajaran untuk membuat karya tulis
dimasa yang akan mendatang.
4. Bagi
penulis karya wisata ini adalah sebagai syarat kenaikan kelas
5. Agar
karya tulis ini bisa menjadikan bahan pengetahuan tentang pulau bali kepada
para pembaca.
E.
Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan
sebuah karya tulis perlu memperhatikan bagian-bagian yang merupakan kelengkapan
isi dari laporan. Yaitu daftar yang terdiri dari beberapa sub bab.
BAB I
Yaitu pendahuluan yang
meliputi latar belakang, rumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat
penelitian,sistematika penulisan.
BAB II
Yaitu kajian pustaka yang
memuat pembahasan berdasarkan buku-buku,hasil penelitian dan sumber pustaka
lainya.
BAB III
Yaitu pembahasan yang
memuat pembahasan berdasarkan data/info untuk menjawab rumusan masalah yang di
ajukan.
BAB IV
Yaitu penutup yang meliputi
kesimpulan dan saran.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Asal
Mula Pulau Bali
Bali merupakan
salah satu tempat tujuan wisata yang di favoritkan. Di Bali, selain warga
lokal, banyak juga warga asing yang sering menghabiskan waktu liburan. Tidak
mengherankan, Bali memberikan nuansa alami dengan pemandangan pantai nan indah.
Tapi tahuka Anda dari mana asal nama Bali yang di kenal dengan sebutan Pulau
Dewata ini? Berikut kisahnya. Dimulai dari Kedatangan seorang Maha Rsi
Markandeya pada abad ke-7. Beliau adalah seorang pertapa sakti di Gunung Raung,
Jawa Timur. Kedatangannya memberikan pengaruh besar pada kehidupan penduduk
Bali.
Suatu hari
beliau mendapat bisikan gaib dari Tuhan untuk bertempat tinggal di sebelah
timur Pulau Dawa (pulau Jawa sekarang). Dawa artinya panjang, karena memang
dulunya pulau Jawa dan Bali menjadi satu daratan.Dengan diikuti oleh 800
pengikutnya, beliau mulai bergerak ke arah timur yang masih berupa hutan
belantara. Perjalanan beliau hanya sampai di daerah Jembrana (sekarang Bali
Barat) karena pengikut beliau tewas dimakan harimau dan ular-ular besar
penghuni hutan. Akhirnya beliau memutuskan kembali ke Gunung Raung untuk bersemedi
dan mencari pengikut baru.Dengan semangat dan tekad yang kuat, perjalanan
beliau yang kedua sukses mencapai tujuan di kaki Gunung Agung (Bali Timur) yang
sekarang disebut Besakih.Sebelum pengikutnya merabas hutan, beliau melakukan
ritual menanam Panca Dhatu berupa lima jenis logam yang dipercayai mampu
menolak bahaya. Perabasan hutan sukses, tanah-tanah yang ada beliau bagi-bagi
kepada pengikutnya untuk dijadikan sawah, tegalan, rumah, dan tempat suci yang
dinamai Wasukih (Besakih).Di sinilah beliau mengajarkan agama kepada
pengiringnya yang menyebut Tuhan dengan nama Sanghyang Widhi melalui
penyembahan Surya (surya sewana) tiga kali dalam sehari, menggunakan alat-alat
bebali yaitu sesajen yang terdiri atas tiga unsur benda: air, api, dan bunga
harum.
Ajaran agamanya
disebut agama Bali. Lambat laun para pengikutnya mulai menyebar ke daerah
sekitar, sehingga daerah ini dinamai daerah Bali, daerah yang segala sesuatunya
mempergunakan bebali (sesajen).
Dari ajaran
agama inilah nama Bali berasal, bebali (sesajen). Ini diperkuat lagi didalam
kitab Ramayana yg disusun 1200SM: “Ada sebuah tempat di timur Dawa Dwipa yang
bernama Vali Dwipa, di mana di sana Tuhan diberikan kesenangan oleh penduduknya
berupa bebali (sesajen).”Vali Dwipa adalah sebutan untuk Pulau Vali yang
kemudian berubah fonem menjadi Pulau Bali.
Kita juga tahu
kebiasaan sehari-hari masyarakat di pulau Bali yang sering melaksanakan upacara
adat atau ke agamaan menggunakan bebali (sesajen). Jadi, ada keterkaitan yang
erat antara kebiasaan tersebut dengan asal muasal nama Bali.
B. Sistem Kebudayaan di Pulau Bali
Keunikan Bali
yang lain bisa dilihat lewat bagaimana manusia Bali melakukan pembinaan
kekerabatan secara lahir dan batin. Manusia Bali begitu taat untuk tetap ingat
dengan asal muasal darimana dirinya berasal. Hal inilah kemudian melahirkan
berbagai golongan di masyarakatnya yang kini dikenal dengan wangsa atau soroh.
Begitu banyak soroh yang berkembang di Bali dan mereka memiliki tempat pemujaan
keluarga secara tersendiri.
Tatanan
masyarakat berdasarkan soroh ini begitu kuat menyelimuti aktivitas kehidupan
manusia Bali. Mereka tetap mempertahankan untuk melestarikan silsilah yang
mereka miliki. Mereka dengan seksama dan teliti tetap menyimpan berbagai
prasasti yang didalamnya berisi bagaimana silsilah sebuah keluarga Bali.
Beberapa soroh
yang selama ini dikenal misalnya Warga Pande, Sangging, Bhujangga Wesnawa,
Pasek, Dalem Tarukan, Tegeh Kori, Pulasari, Arya, Brahmana Wangsa, Bali Aga dan
lainnya. Semuanya memiliki sejarah turun-temurun yang berbeda. Meski begitu,
akhirnya mereka bertemu dalam siklus keturunan yang disebut Hyang Pasupati.
Begitu unik dan menarik memahami kehidupan manusia Bali dalam kaitan
mempertahankan garis leluhurnya tersebut. Sebagian kehidupan ritual mereka juga
diabdikan untuk kepentingan pemujaan terhadap leluhur mereka.
Identifikasi
Orang Bali
Suku bangsa Bali
merupakan kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan budayanya,
kesadaran itu diperkuat oleh adanya bahasa yang sama. Walaupun ada kesadaran
tersebut, namun kebudayaan Bali mewujudkan banyak variasi serta perbedaan
setempat. Agama Hindhu yang telah lama terintegrasikan ke dalam masyarakat
Bali, dirasakan juga sebagai unsur yang memperkuat adanya kesadaran kesatuan
tersebut.
Perbedaan pengaruh dari kebudayaan
Jawa Hindhu di berbagai daerah di Bali dalam jaman Majapahit dulu, menyebabkan
ada dua bentuk masyarakat Bali, yaitu masyarakat Bali - Aga dan masyarakat Bali
Majapahit.
Masyarakat Bali
Aga kurang sekali mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa - Hindhu dari
Majapahit dan mempunyai struktur tersendiri. Orang Bali Aga pada umumnya
mendiami desa-desa di daerah pegunungan seperti Sembiran, Cempaga Sidatapa,
pedawa, Tiga was, di Kabupaten Buleleng dan desa tenganan Pegringsingan di
Kabupaten Karangasem. Orang Bali Majapahit yang pada umumnya diam
didaerah-daerah dataran merupakan bagian yang paling besar dari penduduk Bali.
Pulau Bali yang
luasnya 5808,8 Km2 dibelah dua oleh suatu pegunungan yang membujur dari barat
ke timur, sehingga membentuk dataran yang agak sempit. di sebelah utara., dan
dataran yang lebih besar disebelah selatan. Pegunungan tersebut yang sebagian
besar masih tertutup oleh hutan rimba, mempunyai arti yang penting dalam
pandangan hidup dan kepercayaan penduduk. di wilayah pegunungan itulah terletak
Kuil-kuil (pura) yang dianggap suci oleh orang Bali, seperti Pura Pulaki, Pura
Batukaru, dan yang terutama sekali Pura Besakih yang terletak di kaki Gunung
Agung.
Sedangkan arah
membujur dari gunung tersebut telah menyebabkan penunjukan arah yang berbeda
untuk orang Bali utara dan Orang Bali selatan. Dalam Bahasa Bali, kaja berarti
ke gunung, dan kelod berarti ke laut. Untuk orang Bali Utara kaja berarti
selatan, sedangkan untuk orang Bali selatan kaja berarti utara. Sebaliknya
kelod untuk orang Bali utara berarti utara, dan untuk orang bali selatan
berarti selatan. Perbedaan ini tidak saja tampak dalam penunjukan arah dalam
bahasa Bali, tapi juga dalam aspek kesenian dan juga sedikit aspek bahasa.
Konsep kaja kelod itu nampak juga dalam kehidupan sehari-hari, dalam upacara
agama, letak susunan bangunan-bangunan rumah kuil dan sebagainya.
Bahasa Bali
termasuk keluarga bahasa Indonesia. Dilihat dari sudut perbendaharaan kata dan
strukturnya, maka bahsa Bali tak jauh berbeda dari bahsa Indonesia lainnya.
Peninggalan prasasti zaman kuno menunjukkan adanya adanya suatu bahasa Bali
kuno yang berbeda dari bahasa Bali sekarang. Bahasa Bali kuno tersebut
disamping banyak mengandung bahsa Sansekrta, pada masa kemudiannya juga
terpengaruh oleh bahasa Jawa Kuno dari jaman Majapahit, ialah jaman waktu
pengaruh Jawa besar sekali kepada kebudayaan Bali. Bahasa Bali mengenal juga
apa yang disebut "perbendaharaan kata-kata hormat", walaupun tidak
sebanyak perbendaharaan dalam bahasa Jawa. Bahasa hormat (bahasa halus) dipakai
kalau berbicara dengan orang-orang tua atau tinggi. Di Bali juga berkembang
kesusasteraan lisan dan tertulis baik dalam bentuik puisi maupun prosa.
Disamping itu sampai saat ini di bali didapati juga sejumlah hasil
kesusasteraan Jawa Kuno (kawi) dalam bentuk prosa maupun puisi yang dibawa ke
Bali tatkala Bali di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit.
Sistem
Kekerabatan Orang Bali
Perkawinan
merupakan suatu saat yang amat penting dalam kehidupan orang Bali, karena pada
saat itulah ia dapat dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat, dan baru
sesudah itu ia memperoleh hak-hak dan kewajiban seorang warga komuniti dan
warga kelompok kerabat.
Menurut anggapan
adat lama yang amat dipengaruhi oleh sistem klen-klen (dadia) dan sistem kasta
(wangsa), maka perkawinan itu sedapat mungkin dilakukan diantara warga se-klen,
atau setidak-tidaknya antara orang yang dianggap sederajat dalam kasta.
Demikian, perkawinan adat di Bali itu bersifat endogami klen, sedangkan
perkawinan yang dicita-citakan oleh orang Bali yang masih Kolot adalah
perkawinan antara anak-anak dari dua orang saudara laki-laki. Keadaan ini
memang menyimpang dari lain-lain masyarakat yang berklen, yang pada umumnya
bersifat exogam.
Orang-orang
se-klen di Bali itu, adalah orang orang yang setingkat kedudukannya dalam adat
dan agama, dan demikian juga dalam kasta, sehingga dengan berusaha untuk kawin
dalam batas klennya, terjagalah kemungkinan akan ketegangan-keteganagan dan
noda-noda keluarga yang akan terjadi akibat perkawinan antar kasta yang berbeda
derajatnya. Dalam hal ini terutama harus dijaga agar anak wanita dari kasta
yang tinggi jangan sampai kawin dengan pria yang lebih rendah derajat kastanya,
karena perkawinan itu akan membawa malu kepada keluarga, serta menjatuhkan
gengsi dari seluruh kasta dari anak wanita tersebut.
Dahulu, apabila
ada perkawinan semacam itu, maka wanitannya akan dinyatakan keluar dari
dadianya, dan secara fisik suami-istri akan dihukum buang (maselong) untuk
beberapa lama, ketempat yang jauh dari tempat asalnya. Semenjak tahun 1951,
hukuman sermacam itu tidak pernah dijalankan lagi, dan pada saat ini hukuman
campuran semacam itu relatif lebih banyak dilaksanakan. Bentuk perkawinan lain
yang dianggap pantang adalah perkawinan bertukar antara saudara perempuan suami
dengan saudara laki-laki istri (makedengan ngad), karena perkawinan yang
demikian itu dianggap dapat mendatangkan bencana (panes). Pada umumnya, seorang
pemuda Bali memperoleh seorang istri dengan dua cara, yaitu dengan meminang
(memadik, ngidih) kepada keluarga gadis, atau denganacara melarikan seorang
gadis (mrangkat,ngrorod). Kedua cara diatas berdasarkan adat.
Sesudah
pernikahan, suami-istri yang baru biasanya menetap secara virilokal dikomplek
perumahan dari orang tua suami, walauntidak sedikit suami istri yang menetap
secara neolokal dengan mencari atau membangun rumah baru. Sebaliknya ada pula
suami istri baru yang menetap secara uxorilokal dikomplek perumahan dari
keluarga istri (nyeburin). Kalau suami istri menetap secara virilokal, maka
anak-anak keturunan mereka selanjutnya akan diperhitungkan secara patrilineal
(purusa), dan menjadi warga dari dadia si suami dan mewarisi harta pusaka dari
klen tersebut. Sebaliknya, keturunan dari suami istri yang menetap secara
uxorilokal akan diperhitungkan secara matrilineal menjadi warga dadia si istri,
dan mewarisi harta pusaka dari klen itu. Dalam hal ini kedudukan si istri
adalah sebagai sentana(penerus keturunan).
Suatu rumah
tangga di Bali biasanya terdiri dari suatu keluarga batih yang bersifat
monogami, sering ditambah dengan anak laki-laki yang sudah kawin bersama
keluarga batih mereka masing-masing dan dengan orang lain yang menumpang, baik
orang yang masih kerabat maupun orang yang bukan kerabat. Beberapa waktu
kemudian terdapat anak laki-laki yang sudah maju dalam masyarakat sehingga ia
merasa mampu untuk berdiri sendiri, memisahkan diri dari orang tua dan
mendirikajn rumah tangga sendiri yang baru. Salah satu anak laki-laki biasanya
tetap tinggal di komplek perumahan orang tua (ngerob), untuk nanti dapat
membantu orang tua mereka kalau sudah tidak berdaya lagi dan untuk selanjutnya
menggantikan dan melanjutkan rumah tangga orang tua.
Tiap-tiap
keluarga batih maupun keluarga luas, dalam sebuah desa di Bali harus memelihara
hubungan dengan kelompok kerabatnya yang lebih luas yaitu klen (tunggal dadia).
Strutur tunggal dadia ini berbeda-beda di berbagai tempat di Bali. Di desa-desa
pegunungan, orang-orang dari tunggal dadia yang telah memencar karena hidup
neolokal, tidak usah lagi mendirikan tempat pemujaan leluhur di masing-masing
tempat kediamannya. didesa-desa tanah datar, orang-orang dari tunggal dadia
yang hidup neolokal wajib mendirikan mendirikan tempat pemujaan di
masing-nasing kediamannya, yang disebut kemulan taksu.
Disamping itu,
keluarga batih yang hidup neolokal masih mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap
kuil asal (dadia atau sanggah) di rumah orang tua mereka.Suatu pura ditingkat
dadia merayakan upacara-upacara sekitar lingkaran hidup dari semua warganya,
dan dengan demikian pura/kuil tersebut mempersatukan dan mengintensifkan rasa
solidaritet anggota-anggota dari suatu klen kecil.
Di samping itu
ada lagi kelompok kerabat yang lebih besar yang melengkapi beberapa kerabat
tunggal dadia (sanggah) yang memuja kuil leluhur yang sama disebut kuil (pura)
paibon atau panti. Dalam prakteknya, suatu tempat pemujaan di tingkat paibon
juga hanya mempersatukan suatu lingkaran terbatas dari kaum kerabat yang masih
dikenal hubungannya saja. Klen-klen besar sering juga mempunyai suatu sejarah
asal-usul yang ditulis dalam bentuk babad dan yang disimpan sebagai pusaka oleh
salah satu dari keluarga-keluarga yang merasa dirinya senior, ialah keturunan
langsung dan salah satu cabang yang tua dalam klen.
Sistem Kemasyarakatan
Orang Bali
Banjar
Merupakanbentuk kesatuan-kesatuan
sosiail yang didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan sosial itu diperkuat
oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagaman yang keramat. Didaerah
pegunungan, sifatkeanggotaan banjar hanya terbatas pada orang yang lahir di
wilayah banjar tersebut. Sedangkan didaerah datar, sifat keanggotaannya tidak
tertutup dan terbatas kepada orang-orang asli yang lahir di banjar itu. Orang
dari wilayah lain atau lahir di wilayah lain dan kebetulan menetap di banjar
bersangkutan dipersilakan untuk menjadi anggota(krama banjar) kalau yang
bersangkutan menghendaki.
Pusat dari bale
banjar adalah bale banjar, dimana warga banjar bertemu pada hari-hari yang
tetap. Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang disebut kelian banjar. Ia dipilih
dengan masa jabatab tertentu oleh warga banjar. Tugasnya tidak hanya menyangkut
segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dari banjar sebagai suatu
komuniti, tapi juga lapangan kehidupan keagamaan. Kecuali itu ia juga harus
memecahkan masalah yang menyangkut adat. Kadang kelian banjar juga mengurus
hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan administrasi pemerintahan.
Subak
Subak di Bali
seolah-olah lepas dari dari Banjar dan mempunyai kepala sendiri. Orang yang
menjadi warga subak tidak semuanya sama dengan orang yang menjadi anggota
banjar. Warga subak adalah pemilik atau para penggarap sawah yang yang menerima
air irigasinya dari dari bendungan-bendungan yang diurus oleh suatu subak.
Sudah tentu tidak semua warga subak tadi hidup dalam suatu banjar. Sebaliknya
ada seorang warga banjar yang mempunyai banyak sawah yang terpencar dan
mendapat air irigasi dari bendungan yang diurus oleh beberapa subak. Dengan
demikian warga banjar tersebtu akan menggabungkan diri dengan semua subak
dimana ia mempunya sebidang sawah.
Dalam
kehidupan kemasyarakatan desa di Bali ada
organisasi-organisasi yang bergerak dalam lapangan kehidupan yang
khusus, ialah sekaha. organisasi ini bersifat turun-temurun, tapi ada pula yang
bersifat sementara. Ada sekaha yang fungsinya adalah menyelenggarakan hal-hal
atau upacara-upacara yang berkenan dengan desa, misalnya sekaha baris
(perkumpulan tari baris), sekaha teruna-teruni. Sekaha tersebut sifatnya
permanen, tapi ada juga sekaha yang sifatnya sementara, yaitu sekaha yang didirikan
berdasarkan atas suatu kebutuhan tertentu, misalnya sekaha memula (perkumpulan
menanam), sekaha manyi (perkumpulan menuai), sekaha gong (perkumpulan gamelan)
dan lain-lain. sekaha-sekaha di atas biasanya merupakan perkumpulan yang
terlepas dari organisasi banjar maupun desa.
Gotong
- Royong
Dalam kehidupan
berkomuniti dalam masyarakat Bali dikenal sistem gotong royong (nguopin) yang
meliputi lapangan-lapangan aktivitet di sawah (seperti menenem, menyiangi,
panen dan sebagainya), sekitar rumah tangga (memperbaiki atap rumah, dinding
rumah, menggali sumur dan sebagainaya), dalam perayaan-perayaan atau
upacara-upacara yang diadakan oleh suatu keluarga, atau dalam peristiwa
kecelakaan dan kematian. nguopin antara individu biasanya dilandasi oleh pengertian
bahwa bantuan tenaga yang diberikan wajib dibalas dengan bantuan tenaga juga.
kecuali nguopin masih ada acara gotong royong antara sekaha dengan sekaha. Cara
serupa ini disebut ngedeng (menarik). Misalnya suatu perkumpulan gamelan
ditarik untuk ikut serta dalam menyelenggarakan suatu tarian dalam rangka suatu
upacara odalan. bentuk yang terakhir adalah kerja bhakti (ngayah) untuk
keprluan agama,masyarakat maupun pemerintah.
Kesatuan-kesatuan
sosial di atas, biasanya mempunyai pemimpin dan mempunyai kitab-kitab peraturan
tertulis yang disebut awig-awig atau sima. Pemimpin biasanya dipilih oleh
warganya. Klen-klen juga mempunyai tokoh penghubung yang bertugas memelihara
hubungan antara warga-warga klen, menjadi penasehat bagi para warga mengenai
seluk beluk adat dan peristiwa-peristiwa yang bersangkaut paut dengan klen.
Tokoh klen serupa itu di sebut moncol. Klen tersebut tidak mempunyai peraturan
tertulis, akan tetapi mempunya silsilah/babad. Ditingkat desa ada
kesatuan-kesatuan administratif yang disebut perbekelan. Suatu perbekelan yang
sebenarnya merupakan warisan dari pemerintah Belanda, diletakkan diatas
kesatuan-kesatuan adat yang asli di Bali, seperti desa adat dan banjar. Maka
terdapatlah gabungan-gabungan dari banjar dan desa ke dalam suatu perbekelan
yang dipimpin oleh perbekel atau bendesa yang secara administratif bertanggung
jawab terhadap atasannya yaitu camat, dan seterusnya camat bertanggung jawab
kepada bupati.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Asal
usul Tanah Lot
Menurut legenda masyarakat Bali, Tanah
Lot berasal dari segumpal tanah yang dibawa oleh Putra Patih Gajahmada yang
terjatuh di tepi pantai. Diceritakan bahwa Patih Gajahmada dari Kerajaan
Majapahit memerintahkan putranya untuk mengembara. Sang Patih memberinya bekal
sebuah tempayan yang berisi tanah. Sang Patih berpesan agar putranya menaburkan
tanah dalam tempayan tersebut sesampainya ia di sebuah daratan, niscaya tempat
tersebut akan menjadi kekuasaannya. Akan tetapi, sebelum sampai ke daratan tempayan
tersebut terjatuh dan tanahnya tumpah di tepi pantai. Tanah itulah yang
kemudian menjadi Tanah Lot yang artinya tanah di tengah laut.
Tanah
Lot berdasarkan cerita yang tertulis dalam Babad Dwijendra Tatwa dibangun oleh
pengikut-pengikut Danghyang Nirartha. Danghyang Nirartha adalah seorang
brahmana berasal dari Blambangan Jawa Timur yang melakukan perjalanan untuk
menyebarkan ajaran Hindu di sebuah pulau yang saat ini kita kenal dengan nama
Bali. Perjalanan Danghyang Nirartha akhirnya sampai di sebuah pantai di bagian
selatan Pulau Bali. Di tempat ini Danghyang Nirartha menemukan sebuah pulau
kecil yang terdiri dari tanah parangan (tanah keras). Di pulau kecil inilah
Danghyang Nirartha beristirahat dan melakukan persembahyangan memuja penguasa
laut. Danghyang Nirartha merasakan keindahan yang luar biasa di tempat itu
sehingga beliau menolak tawaran beberapa nelayan untuk singgah di rumahnya dan
tetap bermalam di pulau kecil ini. Di tempat ini Danghyang Nirartha juga
memberikan ajaran-ajaran Hindu kepada penduduk setempat dan memberi nasihat
agar di pulau kecil tersebut dibangun sebuah parhyangan (pura atau kahyangan),
karena menurut getaran batin beliau tempat itu baik untuk memuja Sang Hyang
Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan.
Akhirnya sepeninggal Danghyang Nirartha, di tempat ini dibangun sebuah tempat pemujaan yang diberi nama Pura
Pakendungan atau lebih dikenal dengan nama Pura Tanah Lot. Beberapa meter dari
Pura Tanah Lot terdapat tebing-tebing yang di dalamnya hidup ular-ular laut.
Ular-ular tersebut konon merupakan penjelmaan selendang Danghyang Nirartha yang
bertugas menjaga Pura Tanah Lot. Ular-ular ini dijaga oleh seorang pawang
karena ular laut yang berwarna hitam dan berekor pipih seperti ikan ini kabarnya
sangat beracun bahkan racunnya lebih dasyat dari ular kobra.
B. Wisata yang ada di Tanjung Benoa
Tanjung Benoa berada di ujung tenggara
pulau Bali dan bertetanggaan dengan kawasan Nusa Dua. Dapat ditempuh dalam 35
menit dari Kuta, 40 menit dari Sanur dan 20 menit dari Airport Ngurah Rai.
Tanjung benoa dikenal sebagai pusat wisata air mulai dari parasailing, banana boat, Jet Ski, Rolling Donut, Flying Fish, Snorkeling, Scuba Diving, Glass Bottom Boat + Turtle island dan olahraga air lainnya dapat dinikmati di sini. Pantai di sini tidak berombak dan tenang sehingga sangat aman untuk liburan keluarga bersama putra-putri anda.
Tanjung benoa dikenal sebagai pusat wisata air mulai dari parasailing, banana boat, Jet Ski, Rolling Donut, Flying Fish, Snorkeling, Scuba Diving, Glass Bottom Boat + Turtle island dan olahraga air lainnya dapat dinikmati di sini. Pantai di sini tidak berombak dan tenang sehingga sangat aman untuk liburan keluarga bersama putra-putri anda.
Permainan
yang bisa dinikmati diantaranya :
*
PARASAILING yaitu permainan dimana anda akan memakai payung parasut dan ditarik
oleh speed boat mengeliling pantai Tanjung Benoa. Jadi persis seperti terjun
payung beneran. Waktu permainan ini satu putaran kira2 4 menit di udara.
Ketinggian tali yg menghubungkan antara parasut dengan speed boat kurang lebih
80 meter. Jadi lumayan tinggi terbangnya.
* JETSKI, yaitu permainan menggunakan kendaraan di pantai seperti sepeda motor. Jetski disini tidak bisa anda kendarai sendiri, harus didampingi oleh instruktur, mengingat di pantai TB banyak terdapat perahu2 dan aktivitas watersport lainnya, sehingga tabrakan bisa dihindari. Jangan khawatir, si instruktur ini hanya akan mengendarai dari pinggir pantai menuju ke tengah laut, nah sampai disana giliran anda yg nyetir, si instruktur boncengan. Waktu permainan ini adalah 15 menit. Kalau anda mau exciting mengendarainya, cobalah terjang ombak yg ada..maka anda akan merasakan sensasi nikmatnya berkendara jetski ini.
* JETSKI, yaitu permainan menggunakan kendaraan di pantai seperti sepeda motor. Jetski disini tidak bisa anda kendarai sendiri, harus didampingi oleh instruktur, mengingat di pantai TB banyak terdapat perahu2 dan aktivitas watersport lainnya, sehingga tabrakan bisa dihindari. Jangan khawatir, si instruktur ini hanya akan mengendarai dari pinggir pantai menuju ke tengah laut, nah sampai disana giliran anda yg nyetir, si instruktur boncengan. Waktu permainan ini adalah 15 menit. Kalau anda mau exciting mengendarainya, cobalah terjang ombak yg ada..maka anda akan merasakan sensasi nikmatnya berkendara jetski ini.
*
BANANA BOAT, menggunakan perahu karet tunggal, anda akan ditarik oleh speed
boat berkeliling pantai dalam waktu 15 menit. Kapasitas muatan banana boat ini
adalah max 4 orang plus 1 orang instruktur sbg pendamping. Anda bisa minta diceburin
ke air selama boat berjalan, atau kalau tidak mau basah..minta yg normal2 saja.
Kurang seru sih kalau main banana boat tanpa nyebur.
* FLYING FISH, ini permainan paling anyar di Bali. 3 buah banana boat dijadikan satu dengan tambahan rubber boat melintang di depannya dan ada semacam sayap disamping kanan kiri. Flying Fish dimainkan max oleh 3 orang, yaitu 2 orang penumpang disisi kanan kiri dan 1 orang instruktur ditengah2. Posisi anda bisa beridir seperti mengendarai sepeda motor atau tidur terlentang. Flying Fish ini akan ditarik oleh speed boat berkecapatan tinggi dgn jalur melawan arah angin. Dengan demikian, flying fish akan terbang diatas air kira2 2 meter atau lebih bergantung pada kecepatan angin. Persis seperti layangan. Bagi yg suka tantangan, jangan melewatkan utk mencoba permainan ini.
* FLYING FISH, ini permainan paling anyar di Bali. 3 buah banana boat dijadikan satu dengan tambahan rubber boat melintang di depannya dan ada semacam sayap disamping kanan kiri. Flying Fish dimainkan max oleh 3 orang, yaitu 2 orang penumpang disisi kanan kiri dan 1 orang instruktur ditengah2. Posisi anda bisa beridir seperti mengendarai sepeda motor atau tidur terlentang. Flying Fish ini akan ditarik oleh speed boat berkecapatan tinggi dgn jalur melawan arah angin. Dengan demikian, flying fish akan terbang diatas air kira2 2 meter atau lebih bergantung pada kecepatan angin. Persis seperti layangan. Bagi yg suka tantangan, jangan melewatkan utk mencoba permainan ini.
* SNORKELING, yaitu berenang sambil melihat pemandangan bawah laut. Syarat utamanya anda harus bisa berenang. Dengan menggunakan masker dan fin, anda akan melihat ikan2 hias serta terumbu karang yg ada sambil berenang.
* SCUBA DIVING, yaitu menyelam. Daripada snorkeling, lebih bagus diving sekalian. Anda akan diberikan perlengkapan diving komplit, mulai dari pakaian, tangki oksigen dll. Diving tidak harus bisa renang, lebih baik kalo anda tdk bisa renang, karena lebih gampang. Satu wisatawan akan ditemani oleh satu instruktur di bawah air, jadi tidak perlu khawatir. Sebelumnya, anda akan di-brief dulu ttg cara2 menyelam yg benar. Kedalaman bagi pemula berkisar antar 3 meter - 7 meter didalam air selama 40 menit. Sambil membawa roti utk makanan ikan, anda akan melihat indahnya pemandangan bawah laut yg dipenuhi oleh terumbu karang yg cantik dan ikan hias warni-warni.
* GLASS BOTTOM BOAT & PULAU PENYU, adalah wisata yg paling cocok jika anda mengajak anak anda yg masih kecil. Dengan menaiki perahu yg dibawahnya ada kaca bening, anda akan diajak berlayar melihat akuarium bawah laut yg terdapat di pantai Tanjung Benoa. Sambil melemparkan roti dari perahu, ikan2 akan naik dan mengejar makanan tsb. Jumlahnya ratusan ekor dan berwarna warni. Demikian juga dgn pemandangan karang laut yg elok. Setelah puas melihat hal tsb, perahu akan meluncur menuju Pulau Penyu utk melihat lokasi penangkaran penyu, binatang yg cukup langka keberadaannya. Disini anda akan melihat telur penyu yg dikeram, kemudian penyu yg masih kecil2, penyu remaja sampai dengan penyu dewasa yg sudah siap menjadi induk. Jenis penyu tidak hanya satu saja, tapi ada beberapa jenis. Disamping itu, dilokasi ini juga terdapat binatang lain spt burung, kelelawar, ular, dll yg sangat jinak, sehingga bisa anda pegang utk di foto. Permainan ini berlangsung sekitar 1 jam.
Kegiatan
biasanya dimulai di pagi hari sekitar jam 8 sampai dengan jam 12-an, karena
setelah itu air akan surut dan Anda tidak bisa menikmati permainan-permainan
lagi karena boatnya tidak bisa digunakan.
Dengan instruktur-instruktur yang handal, akan memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan Anda saat menikmati permainan di sini.
Dengan instruktur-instruktur yang handal, akan memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan Anda saat menikmati permainan di sini.
C.
Wisata
Belanja Yang Ada di Bali
a.
PASAR
SOKAWATI
Pasar
Sukawati merupakan sebuah pasar yang sangat terkenal di Bali. Karena pasar ini
menjual pakaian-pakaian santai dengan harga yang sangat miring.
Pasar Sukawati menyediakan
pakaian-pakaian seperti Batik khas bali, selain batik khas bali juga tersedia
berbagai macam baju-baju serta celana pendek harga miring yang akan cocok
dipakai di pantai. Dan juga ada beberapa kaos yang bercorak Bali. Semua
barang-barang disini bisa ditawar, dan sebagai tipsnya harganya bisa sepertiga
dari harga pertama yang ditawarkan oleh penjualnya.
Dan untuk melancarkan tawarannya,
sebaiknya datang ke pasar ini ketika pagi sekitar jam 8-10 karena para
penjualnya baru selesai sembahyang dan mereka menggap jika jualan mereka
berhasil di pagi tersebut akan mendatangkan kelarisan untuk jam-jam
selanjutnya.
Selain pakaian-pakaian murah, di
pasar ini juga terkenal dengan barang-barang seni seperti lukisan dari berbagai
aliran lukisan. Juga ada berbagai model tas.
Dan sebelum menuju ke pasar
Sukawati, sebaiknya mengunjungi Pusat Kerajina Perak Celuk. Di kerajinan perak
celuk ini kita bisa membeli berbagai macam kerajinan yang terbuat dari perak.
Dan kelebihan lainnya, disini kita juga bisa melihat secara langsung bagaiman
para perajin membuat kerajinan perak tersebut.
b.
HAWWAI
Toko Oleh-oleh Hawaii
Bali hadir di jalan By Pass Ngurah Rai Kuta, dulu bekas kantor toko Furniture
Courts. Parkir dan tempat lumayan besar, bus-bus besar bisa parkir.
c.
JOGER
Sang pendiri,
Joseph Theodorus Wuliandi, membangun usahanya pertama kali di tahun 1980 dengan
modal 500 ribu. Nama Joger sendiri adalah sebuah bentuk penghargaan untuk
temannya yang bernama Gerhard Seeger, teman sekolahnya ketika di Jerman yang
telah berjasa memberi hadiah di pernikahannya, yang sekaligus menjadi modal
utama usahanya, sebesar 20 ribu dollar. Joseph dan Gerhard, itulah kepanjangan
dari Joger, dan sekarang Joseph sering mendapat panggilan Mr. Joger.
Joseph juga tak
menepis bahwa keusilan dan kata-kata yang kadang nyeleneh dari Joger sempat
membuat beberapa pihak tersinggung. Namun Joseph hanya menanggapinya dengan
santai dan mengatakan bahwa meskipun tersinggung tapi mereka membenarkan.
Karena produksi utamanya adalah pabrik kata-kata, maka setiap bulannya Joger
menghadirkan kata-kata baru minimal satu. Dan Joseph tidak mengalami kesulitan
sama sekali dalam mencari kalimat baru.
Baginya ide
selalu bermunculan dari mana-mana, tidak perlu berpikir keras karena setiap hal
yang dilihat bisa berubah jadi ide. “Malah di Joger saya lebih berani membuat
istilah-istilah baru, yang akhirnya diterima,” jelas Joseph. Ketidaklazimannya
dalam memasarkan produk pun membuat daya tarik Joger makin kuat, contohnya saja
iklan Joger yang berbunyi: “Joger jelek Bali bagus”.
Joseph Theodorus
Wuliandi
Selain dari
produksi kata-kata lewat kaos, Joger juga menjual ide-ide lainnya dalam bentuk
jam yang bergerak mundur dan VCD yang menyuarakan kemerdekaan. “Jam mundur
dibuat untuk orang yang berpikiran maju, dan kreasi yang inovatif adalah dasar
dari kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan tak ada keberanian,” itu penjelasan Joseph
mengenai dua produknya tersebut. Joger juga pernah menjual sandal yang mulanya
‘biasa-biasa’ saja namun menjadi tidak biasa karena strategi penjualannya.
Jadi kami hanya
menjual sandal kirinya saja, dan jika beli sebelah kiri maka akan dapat bonus
sandal sebelah kanan. Harganya pun kami bagi dua, masing-masing 16.500 rupiah,”
dan terbukti bahwa sandal Joger laris manis bahkan sampai kewalahan ketika
permintaannya meningkat.
Selain tokonya
yang ada di Jalan Raya Kuta, Joger sempat membuka toko di Jalan Denpasar juga
pada tahun 1983. Namun di tahun 1987, kedua tokonya yang di Jalan Denpasar
ditutup walaupun memiliki potensi tinggi. Karena bagi Joseph yang terpenting
bukanlah bagaimana jadi konglomerat dan membuat tokonya merajalela dimana-mana
melainkan dapat memuaskan konsumen, tetap kreatif, dan konsekuen. Karena sejak
tahun 1987 Joger tidak lagi profit oriented, tapi happiness oriented. Karena
kalau pengusahanya senang, belum tentu konsumen senang. Tapi kalau konsumen
senang sudah pasti pengusahanya senang.
Karena tak ada
habisnya ide yang disalurkan Joger melalui produk-produknya membuat Joger
menjadi brand kenamaan di Bali. Tokonya selalu penuh antrean, dan barangnya
selalu update. Lama-lama, Joger pun menjadi alat promosi pariwisata bagi Bali,
karena ke-khas-an dari brand tersebut dan hanya bisa didapatkan di Bali.
Orang-orang yang
bertemu dengan Joseph seringkali menanyakan trik dan taktik bisnis apa yang
diterapkan hingga Joger tidak pernah mundur, namun Joseph mengatakan bahwa
Joger tidak punya taktik khusus. “Kami hanya punya sikap dan komitmen yang kami
jalankan secara konsisten dan konsekuen.
D. ASAL USUL SANGEH
Sangeh
sebenarnya adalah saksi sejarah keemasan kerajaan Mengwi di Bali. di tengah
sangeh itu ada Pura, namanya Pura Bukit Sari. Konon ni katanya, Pura ini dibuat
oleh Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti putra angkat dari Raja Mengwi
saat itu Cokorda Sakti Blambangan pada abad ke-17. konon katanya waktu Anak
Agung Anglurah Made Karangasem Sakti melakukan pertapaan, beliau mendapat
bisikan untuk membuat Pura di tengah hutan pala ini. nah selanjutnya Pura ini
dipakai sebagai tempat sembahyang masyarakat sekitar.
nah
nama sangeh itu dari mana?? ini kata masyarakat sekitar ya, sangeh itu
sebenarnya berasal dari 2 kata yaitu "sang" itu artinya orang dan
"ngeh" artinya liat. konon nih, pohon pala yang ada disana itu
sebenarnya bergerak dari gunung Agung trus karena ada orang yang melihat di
tempat itu mereka bergerak, akhirnya pohon pala itu diam disana. pasti pada
bingung kan? mang bisa kaya gitu?? tapi itu kepercayaan masyarakat sana.
Ditempat
ini terdapat kurang lebih 600 ekor kera loh. tapi ini tips buat kalian, kalo
kesana jangan sentuh keranya ya. mereka ga mau disentuh. kalo mo kasi makan
kasi aja, tapi jangan disentuh. biarin mereka yang sentuh kita jangan kita.
Soalnya konon, mereka itu sebenarnya jelmaan dari manusia loh, katanya sih sekelompok
prajurit apa gitu gw agak lupa. itulah kenapa kera-kera ini di sakralkan ama
masyarakat sekitar sana. merekapun disana hidup layaknya manusia, ada RT/RW
gitu. seru ya!!!!
Nah,
sekarang disana ada objek baru loh selain kera dan Pura itu. namanya Pohon
Lanang Wadon. ini sih gw baru tahu sejak terakhir gw kesana. itu sebuah Pohon
gede, katanya udah ada semenjak 300 tahun lalu. kenapa disebut pohon Lanang
Wadon, gini Lanang berarti laki-laki dan Wadon berarti Perempuan. jadi, di
pangkal bawah pohon tersebut ada bentuk yang menyerupai manusia, tapi memiliki
2 kelamin. ada yang kelamin perempuan dan ada yang laki-laki. beneran loh mirip
banget. trus ada pusernya gitu. jadi benar-benar mirip seperti manusia.
sekarang
disana tempat parkir DLL udah diatur dengan bangus, jadi ga usah kawatir
kenyamanannya, dah bagus banget kok, dibanding dulu waktu gw kesana semasih gw
SD. hehehehe. Disana juga ada banyak toko souvenir, bagus-bagus kok tapi yang
penting lo semua bisa nawar. gitu aja.
Saat
lo pertama masuk, dari parkiran lo beli tiket lah, nah ini dia harganya gw
lupa. hehehehe, untuk harga to be continue aja deh ok. baru masuk lo pada akan
ngeliat patung Rahwana dikeroyok ama Monyet. ini patuh kalo ga salah ada
semenjak 1,5 tahun lalu kayanya. dah lumayan lama sih. kalo lo pada kesana dan
bingung pengen tau sejarah DLL disana, lo bakal liat bapak2 yang jualan foto
langsung jadi, mereka itu juga guide sana loh. jadi minta tolong mereka lah.
ok. mereka bakal nganterin lo muter2 sana sambil nyeritain sejarahnya kaya apa.
Sangeh ga terlalu jauh kok dari Denpasar, cuma
butuh 30 menitan dari Denpasar. deket dengan Mengwi dan Blahkiuh. kalo
temen-temen tau jalan ke desa Pelaga, nah sekitar sana. ada tandanya kok.
sepanjang jalan dari Mengwi bakal ada petunjuk lalu lintas yang isinya sangeh
lewat mana. jadi ga usah kawatir tersesat. yang penting ketemu Mengwi dulu lah
gampangnya ketemu Pura taman ayun dulu. nah jalan dari sana sih tinggal lurus
terus.
E. ASAL USUL PANTAI KUTA
Sekitar
tahun 1343, Majapahit dengan mahapatihnya yang terkenal, Gajah Mada mengadakan
invasi untuk menaklukkan Bali. Untuk melabuhkan perahu-perahu dan pasukannya,
Gajah Mada memilih sebuah tempat di selatan pantai Kuta yang sekarang. Karena
saking banyaknya perahu yang berlabuh di tempat itu, masyarakat kemudian
menyebutnya sebagai pasih perahu. Pasih dalam bahasa Bali berarti ‘laut’
sehingga pasih perahu bisa diartikan sebagai ‘lautan perahu’. Lokasinya
terbentang dari Pantai Kuta ke selatan hingga Tuban.
Kedatangan
Gajah Mada dan pasukannya itu juga diikuti sejumlah menega (nelayan) dari
Samanjaya, sebuah daerah di wilayah kerajaan Majapahit. Lantaran pendaratan
yang sukses di tengah gelombang laut yang cukup besar, mereka pun menjadi
sering melabuhkan perahunya terutama di tempat pendaratan perahu Gajah Mada
yang berupa onggokan batu karang. Batu karang itu kemudian dipelihara secara
turun-temurun.
Sebagai
wujud syukur, para menega itu pun melakukan pemujaan ke hadapan Yang Maha Kuasa
di tempat tersebut. Akhirnya, lama-kelamaan, tempat itu pun menjadi tempat
pemujaan. Tak hanya nelayan yang datang memohon keselamatan, juga penduduk
sekitarnya. Manakala terjadi bencana, seperti saat adanya wabah yang menyerang
seisi desa, mereka datang ke tempat itu untuk mohon keselamatan. Karenanya,
tempat pemujaan itu pun diperluas dan disucikan sebagai sebuah pura yang diberi
nama Pura Pesanggaran. Pesanggaran secara harfiah bisa diartikan sebagai tempat
peristirahatan atau pesinggahan. Hingga kini, pura yang di-emong para nelayan
ini masih dilestarikan.
Barangkali
didasari maksud untuk menanamkan pengaruh Majapahit di Bali, Gajah Mada
kemudian memberikan nama pada pelabuhan kecil tempat pasukannya mendarat sama
dengan nama pelabuhan di Jawa yakni Tuban untuk pelabuhan kecil di bagian
Selatan dan Canggu untuk di bagian Utara. Pada
perkembangan
selanjutnya, nama kedua pelabuhan kecil ini menjadi nama desa di kedua tempat
itu sampai sekarang. Sementara tempat di antara kedua pelabuhan kecil itu
diberinya nama Kuta yang berarti ‘benteng’.
Tatkala
Kuta dikuasai kerajaan Mengwi sekitar abad ke-18, daerah ini lebih terkenal
dengan sebutan Kuta Mimba. Mimba berarti alas atau hutan. Memang, ketika itu,
Kuta masih merupakan daerah hutan yang sangat lebat. Namun, begitu Mengwi
dihancurkan oleh kerajaan Badung yang berakibat Kuta juga dikuasai oleh
kerajaan ini, tambahan nama Mimba dihilangkan. Selanjutnya daerah ini pun
dikenal dengan nama Kuta saja hingga sekarang.
Dahulu,
tempat ini merupakan perkampungan nelayan Bali, namun seiring dengan dengan
berjalannya waktu, tempat ini menjadi kawasan wisata yang terkenal di Bali.
Boleh dikatakan, saat ini Kuta merupakan tempat berkumpulnya wisatawan dari
seluruh dunia, karena hampir seluruh wisatawan yang mengunjungi Pulau Bali,
pasti tidak lupa pula singgah ke Kuta.
Dalam
sejarahnya hampir seluruh pantai di Bali dulunya adalah tempat pendaratan
penyu. Seiring dengan perjalanan sang waktu, kini hanya tertinggal beberapa
tempat saja yang dikunjungi penyu untuk bertelur, dan salah satunya adalah
Pantai Kuta. Kini Pantai Kuta bukan hanya ramai dikunjungi wisatawan namun juga
ramai dikunjungi penyu untuk bertelur. Hal ini sangat mengejutkan dengan
melihat kondisi Pantai Kuta yang kini telah sesak dengan banyaknya bangunan
hotel. Penyu yang mendarat di Pantai Kuta adalah jenis penyu lekang
(Lepidochelys olivacea).
Objek
Wisata Pantai Kuta Bali ini merupakan objek wisata yang komplit, penggabungan
antara wisata sejarah dan Wisata pantai menjadikan objek wisata Pantai Kuta ini
termasuk salah satu objek wisata di yang menjadi andalan di Provinsi Bali.
F.
APA PENGERTIAN TARI
BARONG
Tari
Barong merupakan tarian yang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang
memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan
bagian kaki belakang dan ekor. Barong yang berbentuk binatang mytologi ini
banyak sekali macamnya, ada yang kepalanya berbentuk kepala singa, harimau,
babi hutan jantan (bangkal), gajah, lembu atau keket. Keket oleh orang Bali
dianggap sebagai raja hutan yang disebut pula dengan nama Banaspati Raja.
Tarian
ini merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud
binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis. Diduga
kata barong berasal dari kata bahrwang atau diartikan beruang, seekor binatang
mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai pelindung. Tetapi di
Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya di wujudkan dalam binatang berkaki
empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Topeng Barong dibuat dari kayu
yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong
merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali.
Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan demonstrasi
pertunjukan yang diiringi dengan gamelan yang berbeda-beda seperti gamelan Gong
Kebyar, gamelan Babarongan, dan gamelan Batel.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas kami mendapatkan kesimpulan bahwa ;
1. Pulau bali mempunyai sangat banyak berbagai
macam obyek wisata, baik dari wisata alam, belanja,maupun kulinernya.
2. Di bali juga sangat banyak dikunjungi oleh
para wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri(Asing).
3. Adat
di bali masih sangat murni dan belum tercampuri kebudayaan asing walaupun
banyak wisatawan asing yang datang ke bali.
4. Selain itu masyarakat dibali masih sangat
menghormati leluhur mereka, bahkan mereka setiap hari selalu menyajikan sesaji
disetiap tempat yang mereka anggap suci.
SARAN
1. Semoga
karya tulis ini dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran untuk membantu
memahami apa yang ada di pulai bali.
2. Penulisan
ini dapat digunakan sebagai latihan awal pembuatan karya tulis, semoga karya
tulis ini dapat menambah wawasan
lebih bagi penulis
3. Jagalah
kekayaan alam kita,agar anak cucu kita dapat melihat kekayaan negeri kita
DAFTAR
PUSTAKA
Astuti, indarti yuni. 2008. Ensiklopedi Sastrawan Indonesia Jilid 2. Jakarta: Permata Equator
Media.
Jabrohim, Chairul Anwar, dan Suminto A. Sayuti.
2003. Cara Menulis Kreatif.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sulastri dan Margareta Suharti. 2008. BSE Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI
SMA/MA.
Jakarta : Depdiknas.
Anorere, 2006. Tanah
Lot.Dinas Pariwisata Provinsi Bali : Bali
Danandjaya, James, 1992. Cerita Rakyat dari Bali. Jakarta : PT. Grasindo
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar